Selasa, 17 Desember 2013

Web Form: link

Your Name*:andiny
Your Email Address*:andinyokt@gmail.com
Subject*:link
Message*:kita juga punya nih artikel mengenai 'Biaya Promosi', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
<a href='http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6978/1/JURNAL%20SKRIPSI%20.pdf'>http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6978/1/JURNAL%20SKRIPSI%20.pdf</a>
trimakasih
semoga bermanfaat
Powered by EmailMeForm



Minggu, 05 September 2010


Karena Gayus, Dirjen Pajak Merasa Sial

INILAH.COM, Jakarta - Dirjen Pajak mengakui kasus Gayus sangat memukul kredibilitas Ditjen Pajak. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Kalau ditelisik, kasus ini terjadi pada masa dirjen ke-13.
Direktur Jenderal Pajak M. Tjiptardjo sempat mengira hal itu sebagai mitor angka 13 sebagai angka sial. Dia pun seakan dipaksa percaya mitos tersebut.

Dimana, angka 13 adalah angka sial. Itu terlihat ketika Tjiptardjo berkeluh kesah bahwa tahun ini begitu banyak cobaan yang menimpa Direktorat Jenderal Pajak. Dimana, cobaan terbesar adalah kasus yang melibatkan Gayus Tambunan.

"Lha kok ya pas yang ke-13. Oleh karena itu, pada 2010, memang bukan main ujiannya. Betul-betul ujian untuk dirjen ke-13," kata Tjiptardjo saat berbuka bersama dengan kalangan pengusaha, pemimpin lembaga nasional dan keagamaan serta tokoh masyarakat, di Jakarta, Kamis (2/8).

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi juga mengakui kasus gayus merusak citra Ditjen Pajak. Kesadaran masyarakat yang susah payah dibangun hancur oleh kasus yang melibatkan banyak pejabat tersebut. "Kepercayaan terhadap pajak rusak gara-gara Gayus," katanya yang hadir di acara tersebut. [hid]

Sumber : INILAH.COM
TanggaL: 03 September 2010

Rabu, 18 Agustus 2010

Agus Marto Harus Kerja Keras Naikkan Tax Ratio 0,1% di 2011

Jakarta - Menteri Keuangan Agus Martowardojo menilai setidaknya 2 alasan mengapa tax ration hanya naik 0,1% pada RAPBN 2011. Agus merasa  perlu usaha keras untuk menaikkan tax ratio dari 11,9% dalam APBN-P 2010 menjadi 12% dalam RAPBN 2011.

Pertama, adanya pemberian stimulus pada perorangan dan industri. Hal ini ditujukan untuk menumbuhkan semangat rakyat Indonesia untuk berkarya. Namun, konsekuensinya tentu dapat menurunkan penerimaan pajak dari pajak penghasilan.

"Kalau seandainya pajak penghasilan itu kita turunkan, itu kan menurun penerimaan negara kan. Tetapi untuk masing-masing badan atau masing-masing perorangan itu mereka akan termotivasi karena merasa pemerintah membantu sehingga mereka lebih kaya. Menjadi lebih berada membuat mereka lebih ingin berusaha. Tentu itu akan membuat penerimaan negara itu menjadi turun," ujar Agus saat ditemui di Gedung Kementerian Keuangan, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (17/8/2010).

Baca selengkapnya....

Cari Blog Ini