Selasa, 20 April 2010

Aa Gym Ceramahi Pegawai Ditjen Pajak


INILAH.COM, Jakarta - Masjid Direktorat Jenderal Pajak disambangi Aa Gym. Ulama ternama ini datang untuk memberi ceramah guna meningkatkan akhlak pegawai Ditjen Pajak.

Masjid yang terletak dalam komplek perkantoran Ditjen Pajak ini, dipenuhi oleh pegawai instansi tersebut hingga ke teras sejak azan Dzuhur berkumandang. Tidak biasanya pemandangan ini teernyata dipicu oleh kehadiran Aa Gym, ulama ternama asal kota kembang, yang memberikan ceramah usai shalat Dzuhur.

Kedatangan Aa Gym memang telah dijadwalkan, hal ini terlihat dari spanduk bertuliskan 'Sepekan Dalam Langkah Menuju DJP Cerah' dengan judul ceramah 'Warnai Diri dengan Akhlak Mulia'.

Kedatangan ulama ternama ini boleh jadi sehubungan dengan banyaknya masalah yang melingkupi instansi ini, terutama usai terungkapnya kasus markus pajak Gayus Tambunan. Pegawai pajak pun sontak mendapat penilaian buruk secara merata dari publik.

Aa Gym yang datang dengan kendaraan jenis Honda Freed abu-abu, terdengar cukup bisa membawa pegawai Ditjen Pajak untuk berpikir dan merenung. "Ibarat hidup naik mobil, ketika hujan wiper tidak jalan, gelisah. Artinya apa, itu karena tidak ada jalan atau tidak lihat jalan," ujarnya dalam ceramah tersebut.

Disela-sela ceramah, Aa Gym mengatakan, enggan menyebut nama Gayus sebagai Gayus, ia malah menggantinya dengan Gayung. "Kenapa saya tidak ikutan Gayung, kenapa saya dihina? dicaci maki?. Itu bukan karena Gayungnya," ujar Aa.

Ia juga menghimbau pegawai Ditjen Pajak untuk berdoa tidak hanya agar tidak melakukan kesalahan seperti Gayus. "Siapa tahu dosanya bukan mirip itu, tapi dikantor jelalatan, pikiranya kotor, mulut kotor," ujar Aa.

Ia juga menganjurkan agar pegawai Ditjen Pajak tidak mengeluh dan berkecil hati karena penilaian masyarakat, terkait kasus Gayus. "Sekarang diremehkan orang, nggak apa-apa, tahan saja, mungkin selama ini kita meremehkan orang lain jadi sekarang giliran kita diremehkan, tidak usah mikir macam-macam," ujarnya.

Selain itu, ia juga mengajak agar tidak terlalu fokus pada permasalahan yang ada namun lebih pada sumber permasalahan tersebut."Karena kuncinya, kalau ingin kuat, tidak ada yang membahayakan diri kita selain diri kita sendiri. Orang mau menghina monggo, orang memfitnah monggo, Nabi juga demikian," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Arsip Berita & Peraturan Perpajakan 2010

Cari Blog Ini